0

tata surya

Posted by YULFA UPA (yulfa sari tarigan) on 06.26


0

Kakao dan Kopi

Posted by YULFA UPA (yulfa sari tarigan) on 06.20
MAKALAH BOTANI TANAMAN KOPI ( Coffea sp L. ) DAN TANAMAN KAKAO ( Theobroma cacao L.)


DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK  2         :
ó   M. Arif Fadillah        ( 1305101050068 )
ó   Yulfa sari Tarigan     ( 1305101050051 )
ó    Era Maulia               ( 1305101050028 )
ó    Ratna Dewi               ( 1305101050013 )
ó    Rizka Muzfirah        ( 130510105010 8)
ó    Siti Fadillah               ( 1305101050085 )


DOSEN PEMBIMBING :   Ir.Erida Nurahmi, MP




 









PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2015





DAFTAR ISI

BAB  I      PENDAHULUAN................................................................................. 1
BAB  II     PEMBAHASAN.................................................................................... 2
          2.1     BOTANI TANAMAN KOPI (  Coffea sp L. ).................................... 2
                   2.1.1      Pentingnya Tanaman Kopi.................................................... 2
                   2.1.2      Sejarah Tanaman Kopi.......................................................... 2
                   2.1.3      Klasifikasi Tanaman Kopi .................................................... 3
                   2.1.4      Morfologi Tanaman Kopi...................................................... 3
                   2.1.5      Jenis-jenis Tanaman Kopi...................................................... 6

          2.2     BOTANI TANAMAN KAKAO (  Theobroma cacao  L. )................ 7
                   2.2.1      Pentingnya Tanaman Kakao................................................. 7
                   2.2.2      Sejarah Tanaman Kakao ...................................................... 7
                   2.2.3      Klasifikasi Tanaman Kakao ................................................. 8
                   2.2.4      Morfologi Tanaman Kakao .................................................. 8
                   2.2.5      Jenis-jenis Tanaman Kakao .................................................. 14

BAB  III   PENUTUP.............................................................................................. 15
                   3.1         Kesimpulan.............................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 16



BAB I
PENDAHULUAN

Kopi termasuk kelompok tanaman semak belukar dengan genus Coffea. Kopi termasuk ke dalam family Rubiaceae, subfamili Ixoroideae dan suku Coffea. Seorang bernama Linneaus merupakan orang yang pertama mendeskripsikan spesies kopi (Coffee Arabica) pada tahun 1753. Menurut Bridson dan Vercourt pada tahun 1988, kopi dibagi menjadi dua genus yakni Coffea dan Psilanthus. Genus Coffea terbagi menjadi dua subgenus yakni Coffea dan Baracoffea. Subgenus Coffea terdiri dari 88 spesies. Sementara itu subgenus Baracoffea terdiri dari 7 spesies. Berdasarkan geografik (tempat tumbuh) dan rekayasa genetik, kopi dapat dibedakan menjadi lima. Kopi yang berasal dari Ethiopia, Madagaskar serta Benua Afrika bagian barat, tengah dan timur (Andre Illy dan Rinantonio Viani, 2005).
 Areal kopi di Jawa Timur pada tahun 2010 seluas 95.266 ha dengan produksi 56.200 ton serta produktivitas rata-rata 798 kg/ha/tahun. Areal perkebunan kopi rakyat seluas 53.906 ha (56,5 %) dari total areal kopi di Jawa Timur. Sisanya merupakan milik Perkebunan Besar Negara seluas 21.327 ha (22,4 %) dan Perkebunan Besar Swasta 20.033 ha (21,0 %).
Kakao merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Kakao merupakan tumbuhan perennial berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 8-10 m. Pohon kakao dapat tumbuh pada daerah-daerah yang berada pada 10°C LS, dengan curah hujan 1-5 L/mm2 per tahun, dengan temperatur 18-32°C. (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008).
Pada tahun 2010 Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ke-2 di dunia dengan produksi 844.630 ton,dibawah negara Pantai Gading dengan produksi 1,38 juta ton.
           
BAB II
PEMBAHASAN
2.1       BOTANI TANAMAN KOPI ( Coffea sp L. )
2.1.2    Pentingnya Tanaman Kopi
Dengan kata lain kopi adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang, setelah minum kopi panas. Lebih-lebih orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan tidak dapat berpikir.
Karena kopi menjadi bahan perdagangan, maka dalam menyukseskan pelitani. Sebab dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka minum kopi tetapi negaranya tidak menghasilkan, sehingga negara tersebut harus membeli dari negara lain.

2.1.2          Sejarah Pemakaian Kopi
Negara-negara pemakai kopi ini pertama-tama adalah Arabia (pertengahan abad XV). Akhirnya minuman kopi tersebar luas di negara Timur Tengah seperti di Kairo pada tahun 1510 dan Turki pada tahun 1550.
Sedangkan di Inggris pemakaian kopi baru pada tahun 1650. dan pada tahun 1775 di Inggris telah terdapat 3.000 warung kopi.
Pada waktu itu minuman kopi terutama dikenal di Arab, kemudian perkenalan kopi dan permintaan biji kopi cepat meningkat sehingga menimbulkan perdagangan.







2.1.3         Kasifikasi Tanaman Kopi ( Coffea sp L.)
             Adapun klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) dari literatur Hasbi (2009) adalah sebagai berikut :
Kingdom         :  Plantae
Divisi               :  Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               :  Dycotiledoneae
Ordo                :  Rubiales
Famili              :  Rubiaceae
Genus              : Coffea
Spesies            :  Coffea sp.
          Kopi (Coffea sp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 m. Tanaman ini memiliki beberapa jenis cabang : cabang reproduksi, cabang primer, cabang sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air.
2.1.4       Morfologi Tanaman Kopi ( Coffea sp L. )
          a. Akar
Tanaman kopi merupakan jenis tanaman berkeping dua (dikotil) dan memiliki akar tunggang. Pada akar tunggang, ada beberapa akar kecil yang tumbuh ke samping (melebar) yang sering disebut akar lebar. Pada akar lebar ini tumbuh akar rambut, bulu-bulu akar dan tudung akar. Tudung akar berfungsi untuk melindungi akar ketika mengisap unsur hara dari tanah.

b. Batang
Batang kopi memeiliki beberapa cabang yaitu ;
Cabang Primer (Plagiotrop). Cabang primer yang terdapat pada batang kopi berada pada ruas ke 5 atau ke 6 dari leher akar. Cabang primer berfungsi sebagai cabang reproduksi serta tempat bertumbuhnya cabang sekunder dan cabang balik. Cabang primer tumbuh ke samping dengan arah mendatar. Cabang ini tidak dapat berkembang biak dan hanya satu kali tumbuh, selanjutnya mati.
Cabang Sekunder. Cabang yang tumbuh di cabang primer. Cabang sekunder berfungsi sebagai tempat tumbuhnya cabang reproduksi atau ranting bunga dan buah. Berbagai arah tumbuh cabang sekunder di antaranya samping bawah, samping atas dan membentuk cabang-cabang lain (cabang kipas).
Cabang Reproduksi (Orthtotrop). Tempat tumbuhnya cabang orthotrop berada di batang tanaman. Bentuk arah tumbuh dan sifatnya hampir sama dengan batang tanaman. Cabang ini berguna sebagai cabang reproduksi dan dapat menggantikan fungsi batang (dapat mengeluarkan ranting yang dapat menghasilkan buah). Dari cabang orthotrop akan tumbuh cabang-cabang lain yang biasa disebut cabang air (wiwilan).
Cabang Balik. Cabang balik tumbuh di cabang primer. Sama seperti cabang sekunder, cabang ini juga sebagai cabang reproduksi. Selain itu, cabang balik juga berfungsi sebagai tempat tumbuhnya bunga dan buah. Arah pertumbuhan cabang balik agar berbeda dengan jenis cabang lainnya yaitu ke arah mahkota tajuk.
Cabang Kipas. Tempat tumbuhnya cabang kipas berada di bagian ujung cabang primer. Cabang reproduksi ini memiliki sifat seperti batang tanaman. Arah pertumbuhan cabang kipas mengarah ke samping dan atas.

          c. Daun
          Daun tanaman kopi berbentuk bulat telur dengan ujung tegak meruncing. Daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting – rantingnya (Najiyati dan Danarti, 1997).
          d. Bunga
          Tanaman kopi mulai berbunga setelah berumur ±2 tahun. Mula – mula bunga keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang reproduksi. Jumlah kuncup pada setiap ketiak daun terbatas. Pada setiap ketiak daun menghasilkan 8 – 18 kuntum, setiap buku menghasilkan 16 – 36 kuntum bunga. Waktu yang dibutuhkan untuk bunga hingga jadi buah matang 6 – 11 bulan. Penyerbukan kopi ada 2 jenis yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan menyilang.
            Bunga kopi muncul ketika tanaman berumur 2-2,5 tahun, Tanaman kopi termasuk tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri (self fertile). Keberhasilan tanaman kopi untuk berbunga hingga menjadi buah sangat dipengaruhi oleh iklim (musim hujan atau kemarau). Penyerbukan umumnya terjadi setelah musim hujan. Penyerbukan dipengaruhi oleh iklim secara umum.
Bunga umumnya muncul ketika tanaman kopi berumur sekitar 2-2,5 tahun. Sementara itu, lama waktu perubahan bunga menjadi buah tergantung dari jenis kopi yang ditanam. Untuk jenis arabika, perubahan bunga menjadi buah membutuhkan waktu 7-10 bulan sedangkan kopi jenis robusta 9-12 bulan.

e. Buah

Buah kopi mentah berwarna hijau muda. Setelah itu, berubah menjadi hijau tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe) berwarna merah atau merah tua. Ukuran panjang buah kopi jenis arabika sekitar 12-18 mm. sementara itu, kopi jenis robusta 8-16 mm. berikut ini susunan kopi secara umum :
  1. Lapisan paling luar disebut kulit luar buah
  2. Lapisan daging buah (mesokarp)
  3. Lapisan kulit tanduk (endocarp)
  4. Biji (biji masih dibungkus lagi dengan kulit ari)
Daging buah kopi yang sudah matang penuh mengandung lendir dan senyawa gula yang rasanya manis. Kulit tanduk buah kopi memiliki tekstur agak keras dan membungkus sepasang biji kopi. Sementara itu, kulit tanduk merupakan kulit halus yang menyelimuti masing-masing biji kopi. Bagian dalam yang terakhir dari buah kopi adalah biji kopi (coffee bean) atau kopi beras. Komposisi kimia daging buah dapat dilihat pada tabel 2. Jika di dalam buah kopi hanya terdapat satu biji kopi dan bentuknya bulat memanjang biasanya disebut kopi jantan. Dalam bahasa daerah umumnya disebut biji lanang, kong, atau kung.



Tabel 2 : Komposisi jumlah kandungan zat dari daging buah kopi yang sudah matang.
No
Komponen
Jumlah   (%)
1
Air
42,66
2
Serat
27,44
3
Gula
9,46
4
Tanin
8,56
5
Mineral
3,77
6
Lemak dan resin
1,18
7
Senyawa volatil
0,11
8
Lain-lain
6,82

2.1.5.           Berbagai Jenis Kopi
a.       Coffea Arabica = Kopi Arabika
Daerah asal kopi Arabika adalah Pegunungan Ethiopia (Afrika). Di negara asalnya kopi tersebut tumbuh baik secara alami di hutan-hutan pada dataran tinggi. Kopi Arabika yang berdaun kecil, halus mengkilat, panjang daun 12-15 cm x 6 cm panjang buah 1,5 cm.
b.      Coffea Canephora = Kopi Canephora
Kopi ini berasal dari hutan-hutan katulistiwa di Afrika. Kopi Canephora dapat tumbuh baik antara 100 dan sampai ketinggian 1.500 m.
Kopi Canephora berdaun besar, dan panjang daun lebih dari 20 cm x 10 cm bergelombang sedangkan panjang buah 1,2 cm.
c.       Kopi Liberika
Jenis ini tumbuh baik di daratan rendah Monrovia di Liberika tetapi penyebarannya di sana sini khususnya di Afrika Barat. Berlangsung dalam waktu singkat saja daun lebat, mengkilat, buah besar.



Perbedaan jenis kopi arabika dan robusta berdasarkan karakteristik daun.
Jenis   Kopi
Tekstur   dan Ketebalan Daun
Warna   Daun
Arabika
Kurus memanjang dan tebal
Hijau kuat pekat dan bergaris   gelombang seperti talang air
Robusta
Lebih “gendut” dibandingkan dengan   kopi jenis arabika
Hijau agak terang


2.2       BOTANI TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.)
            2.2.1    Pentingnya Tanaman Kakao
            Tanaman ini berasal dari hutan-hutan di daerah Amerika Selatan, yang kemudian diusahakan penanamannya oleh orang-orang Indian Aztec.
Indonesia merupakan salah satu negara pembudidaya tanaman kakao paling luas di dunia dan termasuk Negara I penghasil kakao terbesar ketiga setelah Ivory-Coast dan Ghana, yang nilai produksinya mencapai 1.315.800 ton/thn. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembangan luas areal perkebunan kakao meningkat secara pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8%/thn dan saat ini mencapai 1.462.000 ha. Hampir 90% dari luasan tersebut merupakan perkebunan rakyat.
          2.2.2      Sejarah Tanaman Kakao
          Tanaman kakao diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1560, tepatnya di Sulawesi, Minahasa. Ekspor kakao diawali dari pelabuhan Manado ke Manila tahun 1825-1838 dengan jumlah 92 ton, setelah itu menurun karena adanya serangan hama. Hal ini yang membuat ekspor kakao terhenti setelah tahun 1928. Di Ambon pernah ditemukan 10.000 - 12.000 tanaman kakao dan telah menghasilkan 11,6 ton tapi tanamannya hilang tanpa informasi lebih lanjut. Penanaman di Jawa mulai dilakukan tahun 1980 ditengah-tengah perkebunan kopi milik Belanda, karena tanaman kopi Arabika mengalami kerusakan akibat serangan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix). Tahun 1888 puluhan semaian kakao jenis baru didatangkan dari Venezuela, namun yang bertahan hanya satu pohon. Biji-biji dari tanaman tersebut ditanam kembali dan menghasilkan tanaman yang sehat dengan buah dan biji yang besar. Tanaman tersebutlah yang menjadi cikal bakal kegiatan pemuliaan di Indonesia dan akhirnya di Jawa Timur dan Sumatera.
          2.2.3      Klasifikasi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)
Kakao merupakan satu-satunya dari 22 jenis marga Theobroma, suku Sterculiaceae, yang diusahakan secara komersial.Tanaman kakao dapat diklasifikasikan sebagai berikut(Tjitrosoepomo, 1988) :
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Spermatophyta
Sub divisio      : Angiospermae
 Kelas              : Dicotyledoneae
Ordo                            : Malvales
Family             : Sterculiaceae
Genus              : Theobroma
Spesies            : Theobroma cacao L.

          2.2.2      Morfologi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)
a.  Batang dan cabang
Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis dengan naungan pohon-pohon yang tinggi, curah hujan tinggi, suhu sepanjang tahun relatif sama, serta kelembapan tinggi dan relatif tetap. Dalam habitat seperti itu, tanaman kakao akan tumbuh tinggi tetapi bunga dan buahnya sedikit. Jika dibudidayakan dikebun, tinggi tanaman umur tiga tahun mencapai 1,8 – 3,0 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,5 – 7,0 meter (Hall, 1932). Tinggi tanaman tersebut beragam, dipengaruhi oleh intensitas naungan serta faktor-faktor tumbuh yang tersedia.
Tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau chupan), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan).
Tanaman kakao asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9 – 1,5 meter akan berhenti tumbuh dan membentuk jorket. Jorket adalah tempat percabangan dari pola percabangan ortotrop ke plagitrop dan khas hanya pada tanaman kakao. Pembentukan jorket didahului dengan berhentinya pertumbuhan tunas ortotrof karena ruas-ruasnya tidak memanjang. Pada ujung tunas tersebut, stipula (semacam sisik pada kuncup bunga) dan kuncup ketiak daun serta tunas daun tidak berkembang. Dari ujung perhentian tersebut selanjutnya tumbuh 3 – 6 cabang yang arah pertumbuhannya condong ke samping membentuk sudut 0 – 60o dengan arah horisontal. Cabang-cabang itu disebut dengan cabang primer (cabang plagiotrof). Pada cabang primer tersebut kemudian tumbuh cabang-cabang lateral (fan) sehingga tanaman membentuk tajuk yang rimbun.
Pada tanaman kakao dewasa sepanjang batang pokok tumbuh wiwilan atau tunas air (chupon). Dalam teknik budi daya yang benar, tunas air ini selalu dibuang, tetapi pada tanaman kakao liar, tunas air tersebut akan membentuk bantang dan jorket yang baru sehingga tanaman mempunyai jorket yang bersusun.
Dari tunas plagiotrop biasanya hanya tumbuh tunas-tunas plagiotrop, tetapi juga kadang-kadang tumbuh tunas ortotrop. Pangkasan berat pada cabang plagiotrop yang besar ukurannya merangsang tumbuhnya tunas ortotrop itu. Tunas ortotrop hanya membentuk tunas plagiotrop setelah membentuk jorket. Tunas ortotrop membentuk tunas ortotrop baru dengan menumbuhkan tunas air.
Saat tumbuhnya jorket tidak berhubungan dengan umur atau tinggi tanaman. Pemakaian pot besar dilaporkan menunda tumbuhnya jorket, sedangkan pemupukan dengan 140 ppm N dalam bentuk nitrat mempercepat tumbuhnya jorket. Tanaman kakao membentuk jorket setelah memiliki ruas batang sebanyak 60 – 70 buah. Namun batasan tersebut tidak pasti, karena kenyataannya banyak faktor lingkungan yang berpengaruh dan sukar dikendalikan. Contohnya, kakao yang ditanam di dalam polibag dan mendapat intensitas cahaya 80% akan membentuk jorket lebih pendek daripada tanaman yang ditanam di kebun. Selain itu, jarak antar daun sangat dekat dan ukuran daunnya lebih kecil. Terbatasnya medium perakaran merupakan penyebab utama gejala tersebut. Sebaliknya, tanaman kakao yang ditanam di kebun dengan jarak rapat akan membentuk jorket yang tinggi sebagai efek dari etiolasi (pertumbuhan batang memanjang akibat kekurangan sinar matahari).
b.    Daun
Daun kakao bersifat dimorfisme. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5 – 10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm (Hall, 1932). Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya.n Salah satu sifat khusus daun kakao yaitu adanya dua persendian (articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai daun. Dengan persendian ini dilaporkan daun mampu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari.Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus), dan pangkal daun runcing (acutus). Susunan tulang daun menyirip dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti perkamen. Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm.Permukaan daun licin dan mengilap.
Pertumbuhan daun pada cabang plagiotrop berlangsung serempak tetapi berkala. Masa tumbuhnya tunas-tunas baru itu dinamakan pertunasan atau flushing. Pada saat itu setiap tunas membentuk 3 – 6 lembar daun baru sekaligus. Setelah masa tunas tersebut selesai, kuncup – kuncup daun itu kembali dorman (istirahat) selama periode tertentu. Kuncup-kuncup akan bertunas lagi oleh rangsangan faktor lingkungan.
Ujung kuncup daun yang dorman tertutup oleh sisik (scales). Jika kelak bertunas lagi sisik tersebut rontok meninggalkan bekas (scars) atau lampang yang berdekatan satu sama lain dan disebut dengan cincin lampang (ring scars). Dengan menghitung banyaknya cincin lampang pada suatu cabang, dapat diketahui jumlah pertunasan yang telah terjadi pada cabang yang bersangkutan. Intensitas cahaya memengaruhi ketebalan daun serta kandungan klorofil. Daun yang berada di bawah naungan berukuran lebih lebar dan warnanya lebih hijau daripada daun yang mendapat cahaya penuh.
c. Akar
Kakao adalah tanaman dengan surface root feeder, artinya sebagian besar akar lateralnya    (mendatar) berkembang dekat permukaan tanah, yaitu pada kedalaman tanah (jeluk) 0 – 30 cm. Menurut Himme (cit. Smyth, 1960), 56% akar lateral tumbuh pada jeluk 11 – 20 cm, 14% pada jeluk 21 – 30 cm, dan hanya 4% tumbuh pada jeluk di atas 30 cm dari permukaan tanah. Jangkauan jelajah akar lateral dinyatakan jauh di luar proyeksi tajuk. Ujungnya membentuk cabang-cabang kecil yang susunannya ruwet (intricate).

d. Bunga
Tanaman kakao bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan bunga (cushion).Bunga kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G(5). Artinya, bunga disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya satu lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu. Bunga kakao berwarna putih, ungu, atau kemerahan. Warna yang kuat terdapat pada benang sari dan daun mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar.
Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota panjangnya 6 – 8 mm, terdiri dari dua bagian. Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan biasanya terdapat dua garis merah. Bagian ujung berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih.
e. Buah
Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak berwarna jingga (orange).
Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling. Pada tipe criollo dan trinitario alur buah kelihatan jelas. Kulit buah tebal tetapi lunak dan permukaannya kasar. Sebaliknya, pada tipe forastero, permukaan kulit buah pada umumnya halus (rata); kulitnya tipis, tetapi keras dan liat.
Buah akan masak setelah berumur enam bulan. Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm, bergantung pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama perkembangan buah.
f.  Biji
Biji tersusun dalam lima baris mengelilingi poros buah. Jumlahnya beragam, yaitu 20 – 50 butir per buah. Jika dipotong melintang, tampak bahwa biji disusun oleh dua kotiledon yang saling melipat dan bagian pangkalnya menempel pada poros lembaga (embryo axis). Warna kotiledon putih untuk tipe criollo dan ungu untuk tipe forastero.
Biji dibungkus oleh daging buah (pulpa) yang berwarna putih, rasanya asam manis dan diduga mengandung zat penghambat perkecambahan. Di sebelah dalam daging buah terdapat kulit biji (testa) yang membungkus dua kotiledon dan poros embrio.
Biji kakao tidak memiliki masa dorman. Meskipun daging buahnya mengandung zat penghambat perkecambahan, tetapi kadang-kadang biji berkecambah di dalam buah yang terlambat dipanen karena daging buahnya telah kering. Pada saat berkecambah, hipokotil memanjang dan mengangkat kotiledon yang masih menutup ke atas permukaan tanah. Fase ini disebut fase serdadu. Fase kedua ditandai dengan membukanya kotiledon diikuti dengan memanjangnya epikotil dan tumbuhnya empat lembar daun pertama. Keempat daun tersebut sebetulnya tumbuh dari setiap ruasnya, tetapi buku-bukunya sangat pendek sehingga tampak tumbuh dari satu ruas. Pertumbuhan berikutnya berlangsung secara periodik dengan interval waktu tertentu.

2.2.3       Jenis-jenis Kakao
Sesungguhnya terdapat banyak jenis tanaman kakao, namun jenis yang banyak ditanam untuk produksi secara besar-besaran hanya tiga jenis, yaitu;
a.              Jenis Criollo
Yang terdiri dari criollo Amerika tengah dan Criollo Amerika Selatan. Jenis ini menghasilkan biji kakao yang mutunya sangat baik dan dikenal sebagai kakao mulia, fine flavour cocoa, choiced cocoa, atau edel cocoa.
b.             Jenis Forastero
Banyak diusakan di berbagai negara produsen kakao dan menghasilkan biji kakao yang mutunya sedang atau bulk cocoa, ordinary cocoa.
c.              Jenis Trinitario
merupakan campuran atau hibrida dari jenis ciollo dengan jenis forastero secara alami, sehingga kakao jenis ini sangat heterogen. Kakao trinitario menghasilkan biji yang termasuk fine flavour cocoa dan ada juga yang termasuk bulk cocoa (Sunanta, 1992).







BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
ð   Kopi termasuk kelompok tanaman semak belukar dengan genus Coffea. Kopi termasuk ke dalam family Rubiaceae, subfamili Ixoroideae dan suku Coffea. Seorang bernama Linneaus merupakan orang yang pertama mendeskripsikan spesies kopi (Coffee Arabica) pada tahun 1753.
ð   Tanaman kopi memiliki beberapa macam jenis yaitu; Kopi Arabika, Kopi Robusta dan Kopi Liberica
ð   Kakao merupakan satu-satunya dari 22 jenis marga Theobroma, suku Sterculiaceae, yang diusahakan secara komersial.
ð   Tanaman kakao memiliki beberapa macam  jenis yaitu; Criollo, Forastero dan Trinitario.










DAFTAR PUSTAKA
AAK. Bercocok Tanaman Kopi. Yayasan Yogya. 1980.
http;//MAKALAH_BUDIDAYA_TANAMAN_KAKAO. M.Joehari Blogspot
                                                ( di akses pada 20 februari 2015 ).
http;//Morfologi Tanaman Kopi _ Boz Artikel2222.com
                                                ( di akses pada 20 februari 2015 ).
http;//KLASIFIKASI KAKAO _ pertanian zuremi.com
                                                ( di akses pada 20 februari 2015 ).
 



Copyright © 2009 BERBAGI ITU INDAH All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.