0

Laporan kemurnian benih

Posted by YULFA UPA (yulfa sari tarigan) on 19.59


Laporan Praktikum Teknologi dan Industri Benih

PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH

Disusun oleh:   Kelompok 2

Fathul Rizal             (1305101050010)
Azzura                    (1305101050075)
Yulfa Sari Tarigan  (1305101050051)
Era Maulia              (1305101050028)
Ria Kurnia              (1305101050066)


index.jpg
 





LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2015

  I.                   PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Benih merupakan benda hidup yang di dalam Undang-undang RI No. 12 Tahun 1992 disebut sebagai tanaman atau bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakan tanaman. 
Produksi benih oleh produsen benih diadakan untuk kelangsungan atas ketersediaan bahan perbanyakan tanaman tertentu. Hal tersebut dilakukan guna mempertahankan plasma nutfah yang ada. Produksi benih yang dilakukan tidak hanya sekedar memperhatikan kuantitatif dari produksi itu sendiri tetapi kualitatif benih juga diutamakan. Mutu benih sangat penting untuk diperhatikan karena benih bukan merupakan benda mati yang dijual di pasaran kemudian dipakai/ dikonsumsi hingga habis kegunaannya. Benih yang hendak digunakan oleh para konsumen (konsumen dalam hal ini adalah petani) adalah benih yang memiliki kriteria sesuai dengan permintaan/ selera masyarakat.
Kemurnian benih adalah persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. Pengujian kemurnian benih yang juga merupakan deskripsi mutu benih yang pada umumnya dicantumkan pada kemasan oleh pihak produsen merupakan pengujian yang bertujuan untuk memperoleh persentase kemurnian suatu lot benih. Prinsip dari pengujian ini yaitu dengan memisahkan benih ke dalam tiga komponen, yaitu benih murni (benih yang dimaksud oleh pihak produsen), benih tanaman lain (benih komoditas lain atau varietas lain yang masih satu komoditas), dan kotoran benih. Untuk memperoleh persentase kemurnian maka benih murni ditimbang pada unit penimbang, dan hasilnya dibandingkan dengan standar minimum benih murni.

Untuk pengembangan industri benih nasional perlu terus dikembangkan kebijaksanaan operasional, terutama dengan optimalisasi fungsi dan pembinaan, pelayanan dan pengawasan dari pemerintah, serta meningkatkan peran swasta dalam industri benih. Upaya-upaya tersebut ditempuh antara lain melalui: peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perbenihan, pembenahan kelembagaan perbenihan, peningkatan peran Indonesia dalam organisasi benih internasional serta penciptaan iklim yang kondusif untuk mengembangkan agribisnis dan industri benih. (Rasaha, 2003).
Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoran.

1.2         Tujuan
     Tujuan dari praktikun pengujian kemurnian benih ini adalah untuk mendapatkan data mutu benih untuk benih bersertifikat.


                     II.          TINJAUAN PUSTAKA

Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman. Sehingga masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi sendiri diartikan sebagai suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapang produksi dengan segenap unsure alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan dan manusia untuk mencapai produksi tanaman secara maksimal (Kartasapoetra, 1986).
          Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan. Benih murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu presentase kadar air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran (Kuswanto, 1997).
          Faktor-faktor genetik adalah benih yang berasal dari varietas-varietas yang memiliki genotipe yang baik seperti hasil produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik, atau tahan terhadap cekaman abiotik. Faktor fisik adalah benih bermutu tinggi dengan kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang tinggi, bebasa dari kotoran dan benih rerumputan serat bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air benih yang rendah (Kamil, 1986).
   Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud (Justice, 1990).
 
Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Benih gulma mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang termasuk dalam kategori gulma. Juga pecahan gulma yang berukuran setengah atau kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi masih mempunyai embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman seperti ranting dan daun (Sutopo, 1984).









                                III.          METODELOGI PENELITIAN

3.1         Waktu dan Tempat
            Pelaksanaan praktikum ini  pada tanggal 27  Maret 2015, pukul 16.30 -17.40 WIB, dan Tempat pelaksanaan praktikum ini adalah di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala - Banda Aceh.

3.2     Alat dan Bahan
1.       Benih padi yang di analisa : Varietas Ciherang
2.       Timbangan, pembagi tepat type Boerner, seed blower, Purity Desk, Cerra tester, Counter dan A.P.B. type 73-2A/B



3.2         Prosedur/ Langkah Kerja
          Adapun cara kerja praktikum ini adalah:
Benih yang diterima dari produsen benih merupakan contoh pengujian :
1.    Ditimbang berat contoh pengujian dengan timbangan
2.    Contoh pengujian di ”Devide” (dibagi) sampai diperoleh 100 gram
3.    Di masukkan dalam “Seed Blower” setelah di devide selama 5 menit dengan
       kecepatan angin skala 3-3,5 untuk mendapatkan kotoran fisik.
4.    Ditimbang kotoran fisis dengan timbangan halus, misalnya di peroleh a gram.
5.    Dipisahkan kotoran varietas seperti batu, tanah, biji tanaman lain dan benih yang pecah.
6.    Ditimbang dengan timbangan halus kotoran fisis yang berat, misalnya diperoleh b gram, dihitung dalam persen didapatkan persentase kotoran fisis =  maka didapat persentase benih bersih fisis = 100 - c%.
7.    kotoran varietas misalnya ada d butir, di timbang e gram. Di dapatkan kadar kotoran varietas . Benih bersih varietas = 100 – f %. Jadi persentase benig bersih =


                               IV.               HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1         Hasil Pengamatan
Tabel 1. hasil pengamatan kadar air benih padi var. Ciherang
No
Ulangan/ Perlakuan
Persentase Kadar Air ( % )
1
I
11,7 %
2
II
11,4 %
3
III
12,3 %
Total
            35,4 %
Rerata
11,8 %







Tabel 2. Berat Kotor Benih
NO
Komponen  yang ditimbang
Berat
 (Gram)
1
Kotoran fisis halus
3,2
2
Kotoran fisis kasar
3,5
3
Varietas Lain
2,9
4
25 Butir benih
2,9

Keterangan:
1.      Berat Kotoran fisis halus = a
2.      Berat Kotoran fisis kasar = b
3.      Hasil Perhitungan Kotoran fisis = c
4.      Jumlah Butir Kotoran Varietas / Spesies Lain = d
5.      Berat Kotoran Varietas / Spesies Lain = e
6.      Hasil Perhitungan Kotoran Varietas = f


ð  Persentase Kotoran fisis =

§  Persentase benih bersih =  (100 – 6,7 ) %  =  93,3 %

ð  Persentase Spesies Lain =

§  Jadi, Persentase benih bersih  = (100 – 6,7 – 2,9 ) %  = 90,4 %

ð Daya kecambah benih  = berat 25 butir benih x  40
                                      = 2,9 x 40
                                      = 116 butir

4.2     Pembahasan
Uji kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah tentang kepositifan fisik komponen-komponen benih termasuk pula persentase berat dari benih murni (pure seed), benih tanaman lain, dan kotoran pada masa benih.
Benih uji dipisahkan menjadi 3 komponen yaitu ;
1.      Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah:
a)      Benih masak utuh
b)      Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
c)      Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
d)     Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud
e)      Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
2.      Benih varietas lain adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
3.      Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
a)      Benih dan bagian benih
b)      Benih tanpa kulit benih
c)             Benih yang terlihat bukan benih sejati
d)            Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal
e)             Cangkang benih ataupun batu

Tahap selanjutnya adalah analisis kemurnian, setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual menggunakan purity desk bedasarkan penampakan morfologi. Setelah dilakukan analisis kemudian dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangan  pada setiap komponen tersebut, yaitu  benih tanaman lain/ varietas lain dan kotoran benih dipisahkan dimana kotoran benih yang dipisah yaitu kotoran fisis halus dan kasar, dimana berat dari benih varietas lain yang berupa terdapat benih jagung, kacang hijau dan lainnya,setelah ditimbang  adalah 2,9 gr , sedangkan berat kotoran fisis yang berupa batu, pasir dan lainnya sebesar 3,2 gr , dan kotoran kasarnya 3,5 gr.
Dengan adanya hasil penimbangan tiap komponen dapat di ketahui persentase benih, mulai dari berat fisis halus dan  kasar dengan persentase sekitar 6,7%. Kemudian persentase fisis yang didapat dikurang 100 sehingga didapatkan hasil persentase benih bersih sekitar 93,3 %.Setelah itu,dipisahkan lagi hal yang terdapat pada benih selanjutnya,yaitu spesies atau varietas lain.Varietas lain yang didapatkan memiliki berat sekitar 2,9 gram.Selanjutnya dicari perhitungan persentase varietas lain dan hasil yang di dapat adalah 2,9 % . Dan didapatkan persentase benih dari 93,3 % menjadi 90,4 % .


            Sehingga dengan adanya hasil tersebut akan di dapatkan seberapa benih murni yang ada pada benih padi  varietas ciherang. Benih yang murni merupakan benih yang tidak rusak dan tidak berpenyakit. Benih varietas lain merupakan benih yang jenisnya tidak sama, misalnya benih padi dengan benih kacang hijau atau jagung. Kotoran atau benda mati merupakan bagian dari sejumlah benih yang sedang diuji yang tidak berupa benih, melainkan benda-benda mati yang hanya mengotori benih, seperti misalnya kerikil, gumpalan tanah, sekam serta bentuk-bentuk lain yang menyerupai benih dan gulma serta benih yang rusak atau pecah dan terkena penyakit.
 Benih yang memiliki kemurnian yang tinggi merupakan salah satu takaran atau ukuran untuk menjadi benih bersertifikat. Oleh karena itu pengujian kemurnian benih dilakukan untuk menentukan komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari kelompok benih identitas dari berbagai spesies benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam benih.

                                
      V.               PENUTUP

5.1         Kesimpulan
1.    Manfaat kemurnian benih untuk menjaga kualitas benih dan mengetahui presentase kemurnian benih.
2.        Benih yang murni merupakan benih yang tidak rusak dan tidak berpenyakit. Hasil presentase benih murni kedelai sebesar 90,4 %.
3.        Benih varietas lain merupakan benih yang jenisnya tidak sama. Hasil presentasi benih varietas lain (kacang hijau dan jagung) sebesar 2,9 %.
4.        Kotoran benih merupakan bagian dari sejumlah benih yang sedang diuji yang tidak berupa benih atau benih yang rusak atau pecah dan terkena penyakit ataupun batu . Hasil presentase kotoran benih sebesar 6,7 %.


5.2         Saran
Praktikan diharapkan memperhatikan pada saat pengarahan, dan mengurangi keributan dalam praktikum agar pengamatan yang dilakukan berjalan dengan lancar dan dapat memperoleh hasil  yang akurat.






 


DAFTAR PUSTAKA

Justice, Oren L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih
Rajawali Press. Jakarta.

Kamil, J. 1986. Teknologi Benih 1 cetakan ke 10. Angkasa Raya, Padang.

Kartasapoetra, A. G. 1986. Teknologi Benih Pengelolaan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Rineka Cipta. Jakarta.

Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.

Rasaha, C.A., dkk. 2003. Refleksi Pertanian. Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta.

Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih cetakan ke empat. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.








LAMPIRAN
 

Copyright © 2009 BERBAGI ITU INDAH All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.