0

PKM kami ( Mencoba Untuk Memberi Gagasan )

Posted by YULFA UPA (yulfa sari tarigan) on 09.05





PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
ACEHKU BERSINAR : LADANG LISTRIK DI ATAS PERMUKAAN LAUT DENGAN SISTEM MEGA SOLAR POWER PLANT

BIDANG KEGIATAN:
PKM – GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh :

      
M. AKBAR RIYANDI                   (NIM 1305101050077/Ketua) 
          YULFA SARI T.                             (NIM 1305101050051/Anggota)
AMELIA SYAHDANI                    (NIM 1305101050051/Anggota)
SURIYANI                                       (NIM 1305101050051/Anggota)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-ACEH
2015
 


RINGKASAN
Kebutuhan tenaga listrik di daerah Aceh semakin meningkat sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Semakin meningkatnya ekonomi pada suatu daerah mengakibatkan konsumsi tenaga listrik akan semakin meningkat pula. Hal itu menimbulkan masalah, baik di saat sekarang dan di masa yang akan datang. Tingginya tingkat kelahiran maupun migrasi penduduk yang diiringi dengan meningkatnya pembangunan industri , terbentur pada kenyataan bahwa ketersediaan listrik semakin terbatas sehingga tidak seimbang antara jumlah penduduk dan kebutuhan listrik sehingga muncul adanya pemadaman listrik secara bergilir, selain itu berbanding lurus dengan semakin meningkatnya pertumbuhan industri hampir di seluruh lahan kosong  yang ada. Alternatif pembangunan yang dianggap paling sesuai dengan kondisi di atas yaitu pembangunan di daerah laut, dalam hal ini adalah pembangunan di atas permukaan laut.
Ladang Listrik Di Atas Permukaan Laut dengan Sistem Mega Solar Power Plant ini merupakan alternatif dalam pembangunan pembangkit listrik yang di peruntukan bagi masyarakat khususnya masyarakat Aceh, ladang panel surya diatas permukaan laut ini merupakan suatu konsep pembangunan ladang listrik tanpa kehilangan luas lahan tanah. Dimana peningkatan jumlah penduduk juga menekan jumlah ketersediaan lahan maka dengan konsep ladang listrik diatas permukaan laut dapat menjadi solusinya.
Ladang listrik ini di bangun pada daerah – daerah nonproduktif bekas tsunami yang merupakan daratan dimasa lalu hal ini adalah tempat yang baik untuk digunakan selain memfungsikan kembali lahan yang sudah lama nonproduktif menjadi lahan yang produktif dan di sisi lain kedalamannya juga yang relatif dangkal akan mengurangi biaya pembangunan pondasi dari ladang listrik ini.
 Pembuatan pondasi yang kokoh di 4 titik utama yang merupakan tempat berdirinya bangunan, sesuai dengan lahan yang akan digunakan maka bentuknya tidak tetap tetapi podasi harus dapat menopang panel surya di atasnya.
Dengan adanya pembangunan ladang listrik ini dapat menjawab kebutuhan listrik bagi masyarakat diAceh yang memiliki laut yang luas dan sebagai alternatif pembangkit listrik untuk memecahkan masalah defisit listrik.























 


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Persoalan listrik di Aceh memang telah menjadi masalah sejak dulu. Listrik yang menjadi kebutuhan dasar sekolah menjadi barang mewah lagi mahal. Permintaan tenaga listrik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 7% per tahun. Sementara itu pengembangan sarana dan prasarana ketenagalistrikan khususnya penambahan kapasitas pembangkit selama lima tahun terakhir (2004-2008) hanya tumbuh rata-rata sebesar 4,4% per tahun. Ketidakseimbangan antara permintaan dengan penyediaan tenaga listrik tersebut, mengakibatkan kekurangan pasokan tenaga listrik di beberapadaerah Aceh ( Kabarenergi.com, 2014).



Kebutuhan tenaga listrik akan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Semakin meningkatnya ekonomi pada suatu daerah mengakibatkan konsumsi tenaga listrik akan semakin meningkat pula. Kondisi ini tentu harus diantisipasi sedini mungkin agar penyediaan tenaga listrik dapat tersedia dalam jumlah yang cukup dan harga yang memadai. Dengan mempertimbangkan asumsi pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata tumbuh sebesar 6,1% pertahun dan pertumbuhan penduduk secara nasional tumbuh sebesar 1,3% pertahun, prakiraan kebutuhan tenaga listrik nasional sesuai Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2008-2027 diperkirakan akan mencapai rata-rata sebesar 9,2 % per tahun. Sehingga listrik  hanya bisa digilir dan dijatah. Hal ini bukan di sebabkan rakyat Aceh tak sanggup membayar rekening listrik. PLN memberikan alasan bahwa  pasokan dari Sumatera Utara berkurang, sehingga PLN dapat memadamkan listrik dua hari sekali, sehari sekali, bahkan dalam satu hari listrik bisa padam berkali-kali. Terputusnya arus listrik seperti ini,  dapat mengacaukan segala aktifitas  kehidupan  masyarakat, termasuk sektor industri dan menimbulkan biaya produksi yang lebih besar bagi perusahaan-perusahaan yang harus memakai genset untuk menjalankan aktivitasnya (Saleh Z.Darwin, 2009).



Dari permasalahan yang ada tersebut maka kami menggagas ide yang berusaha mampu untuk memecahkan masalah tersebut dan masih peduli terhadap lingkungan, kami mengusulkan Ladang Listrik Di Atas Permukaan Laut dengan Sistem Mega Solar Power Plant .









TUJUAN
     Karya tulis ini bertujuan sebagai berikut :
1.             Mengatasi permasalahan krisis energi listrik guna menciptakan ketahanan energi listrik di daerah Aceh.
2.             Meningkatkan keefektifan  dalam penggunana lahan darat
3.             Menuju Aceh mandiri energi dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber energi matahari yang melimpah.
4.             Meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil yang dapat mencemar lingkungan dan menyumbang gas rumah kaca.
5.             Memanfaatkan lahan permukaan laut yang dangkal akibat bencana tsunami.

MANFAAT
Manfaat dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.             Terciptanya ketahanan energi listrik di daerah Aceh.
2.             Pemenuhan energi listrik daerah yang sangat ramah lingkungan.
3.             Sebagai solusi atas minimnya ketersediaan listrik  di Daerah Aceh.
4.             Mengurangi penggunaan lahan darat sehingga tetap tersedia untuk memenuhi kebutuhan masa depan.
5.             Menjadikan Aceh pusat percontohan akan kemandirian  sumberdaya listrik serta wisata pemandangan  alam.






GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Saat ini pemadaman listrik di provinsi Aceh sering kali terjadi, hal ini dikarenakan berkurangnya pasokan listrik ke Aceh dari Sumut. Provinsi Aceh Darussalam merupakan provinsi yang berada di ujung barat Sumatera. Terputusnya arus listrik  dapat melumpuhkan aktifitas masyarakat, termasuk di dalamnya sektor industri  dan menimbulkan biaya produksi yang lebih besar bagi perusahaan-perusahaan yang harus memakai genset untuk menjalankan aktivitasnya.

Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Aceh

Peningkatan jumlah penduduk mempengaruhi jumlah penggunaan energi listrik sehingga dapat meningkatkan kebutuhan pasokan listrik di Aceh. Kebutuhan energi listrik yang meningkat ini dipenuhi oleh sebagian besar Daerah di Provinsi Aceh dengan membangun beberapa Pembangkit listrik dan juga penambahan pasokan listrik dari Sumut. Selain itu pertumbuhan penduduk akan terus bertambah menekan ketersediaan lahan darat, sedangkan luas daratan tidak akan bertambah.Tentu saja setiap pembangunan bangunan baik sipil,komersial,maupun pemerintahan harus dipikirkan secara matang untuk ketersediaan lahan darat dimasa depan.
Kondisi Jumlah Penduduk di Provinsi Aceh selama 7  tahun.
            Persentse jumlah penduduk dari tahun 2006  hingga  2012 di Aceh adalah  4.153.573 pada tahun 2006, pada tahun 2007meningkat 0,88%, pada tahun 2008 meningkat 0,89%, pada tahun 2009 meningkat 0,91%, pada tahun 2010 meningkat 0,93%, pada tahun 2011 meningkat 0,95 %, pada tahun 2012 meningkat 0,97%.Sehingga kenaikan rata-rata persentase setiap tahun sekitar 0,92% Dan dengan Jumlah penduduk 4.791.924 jiwa,kebutuhan energi listrik di Aceh saat ini mencapai 376 MW sedangkan pasokan yang diterima 300 MW. Dengan meningkatnya penjumlahan penduduk sebanyak 0,92 % per tahun belum dapat memenuhi kebutuhan jumlah penduduk di Aceh
( BPS Aceh, 2014  ).
Pertumbuhan penduduk tersebut secara tidak langsung mengurangi luas wilayah daratan provinsi Aceh 57.956,00 km2 yang sebenarnya dapat digunakan untuk pertanian maupun industri yang tentu saja akan menambah kebutuhan energy listrik Aceh ( Buku Induk Kode dan Data Wilayah ,2013).

Laju Pertumbuhan Industri dan Home Industri Provinsi Aceh
Industri merupakan  negara yang berkembang dan merupakan transisi antara negara agraris dan industri, maka dari itu perkembangan industri di negri ini pastinya akan terus meningkat sesuai dengan terpenuhinya kebutuhan bahan mentah yang diperlukan dalam setiap industri. Di setiap daerah saja industri – industri sudah mulai berdiri hal ini menandakan tingginya laju ekonomi di daerah tersebut sehingga pembangunan industri merupakan hal yang perlu dilakukan. 
Industri  rumah (home industri) tangga tidak menyedot modal yang banyak, cukup padat karya, dan memiliki pasar yang cenderung stabil. Inilah sebab homeindustri mulai berkembang pesat. Selain itu industri ini juga menyebar diberbagai wilayah di Indonesia sehingga tidak terpusat seperti perusahaan-perusahaan atau industri-industri besar yang terpusat dan mengandalkan investasi.
Seiring dengan semakin populernya dunia wirausaha atau yang saat ini dikenal dengan sebutan entrepreneur, industri rumahan ikut mengalami perkembangan sebagai salah satu bentuk wirausaha. Industri ini biasanya menghasilkan barang-barang kreatif, barang kebutuhan sehari-hari, makanan, pakaian, dan lain sebagainya. Untuk mendorong bentuk industry ini pemerintah juga harus memberikan bantuan melalui koperaasi atau perbankan dalam mengembangkan industry ini.
Dengan mengingkatnya industri – industri ini maka pendapatan suatu daerah akan meningkat pesat dan pembangunan pun akan terus tumbuh pesat, dan dengan kemajuan ini maka kebutuhan energi yang besar juga sangat diperlukan terutama energi listrik yang merupakan modal utama dalam setiap industri. Oleh karena hal ini pemerintah harus sigap menganggapi pemenuhan kebutuhan energi listrik dimasa yang akan datang. Baik dengan pembangunan sistem listrik di daerah – daerah berpotensi maupun pembangunan sistem listrik di daerah – daerah nadi industri.

Solusi yang Pernah di laksanakan oleh Pemerintah

Ketersediaan sumber listrik Aceh berasal dari PLTA Peusangan I & II, masih belum dapat memenuhi kebutuhan listrik Provinsi Aceh. Hingga saat ini Provinsi Aceh hanya mampu menghasilkan 300 MW, sementara saat beban puncak, kebutuhan listrik mencapai 376 MW. Angka ini jelas menunjukkan jika listrik Aceh sangat tergantung dengan provinsi tetangga. Sehingga PLN Aceh menggantungkan 76-80 Megawatt (MW) listriknya dari Medan, Sumatera Utara. Jadi, apabila salah satu pembangkit listrik wilayah Sumbagut itu bermasalah, maka kita juga akan merasakan akibatnya seperti pemadaman bergilir. Belum lagi Aceh harus menggunakan pembangkit listrik tenaga disel apabila pasokan listrik memasuki beban puncak, hal ini memiliki dampak negatif, selain merusak lingkungan juga membengkakan pengeluaran yang harus dikeluarkan provinsi Aceh yang mungkin saja bisa untuk biaya pembangunan yang lain (Harianaceh.com, 2014).

.Gagasan baru yang di tawarkan

Dalam menanggapi krisis energi yang terjadi, pemerintah mengupayakan berbagai cara untuk mengembangkan berbagai energi alternatif. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia berada pada daerah khatulistiwa dan akan selalu disinari matahari selama 10 – 12 jam dalam sehari. Maka potensi untuk mengembangkan energi surya sangatlah besar. Total intensitas penyinaran rata-rata 4,5 kWh per meter persegi perhari, matahari bersinar berkisar 2000 jam per tahun, sehingga tergolong kaya sumber energi matahari. Data Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi pada tahun 1997, kapasitas terpasang listrik tenaga surya di Indonesia mencapai 0,88 MW dari potensi yang tersedia 1,2 x 109 MW. Dengan potensi yang cukup besar tersebut diharapkan energi surya ini dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan energi bangsa ini dan juga mengurangi ketergantungan kita terhadap pemakaian energi fosil.
Dengan konsep ladang panel surya diatas permukaan laut ini merupakan suatu konsep pembangunan ladang listrik tanpa kehilangan luas lahan tanah. Dimana peningkatan jumlah penduduk juga menekan jumlah ketersediaan lahan maka dengan konsep ladang panel surya diatas laut dapat menjadi solusinya, dikarenakan konsep ini memiliki beberapa keuntungan,diantaranya :
·           Dapat memenuhi kebutuhan listrik daerah dengan energi yang berasal dari pemanfaatan penyinaran matahari yang sama sekali tidak memilik residu yang berarti sangat ramah lingkungan.
·         Karena letaknya yang berada diatas permukaan laut maka dapat menghemat penggunaan lahan darat yang lebih baik digunakan disektor pertanian dan industri.
·         Karena berasal dari energi alam yang mudah, murah dan ramah lingkungan, maka listrik murah bukanlah hal yang tidak mungkin.
·         Konsep ini tentu akan menyerap banyak tenaga kerja sehingga akan menambah angkatan kerja negara.
·         Selain listrik yang merupakan produk utama, ladang listrik diatas laut ini dapat berfungsi sebagai sarana edukasi dan objek wisata.
·         Dan juga akan meningkatkan pendapatan daerah bahkan negara apabila ada pihak asing yang ikut berinvestasi didalamnya.


Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Ladang Listrik
Pemerintah
Secara fundamental, Pemerintah selain harus memenuhi kebutuhan warga negaranya, pemerintah juga harus memperhitungkan keseimbangan antara kondisi sosial dan lingkungan, serta stabilitas ketahanan energi listrik  daerah. Penelitian, lokakarya, uji penerapan dan simulasi dapat dilaksanakan bersama pihak universitas dalam negeri dan mungkin melibatkan beberapa pakar luar negeri dengan difasilitasi oleh departemen-departemen terkait. Secara spesifik tugas beberapa departemen departemen dapat dirinci sebagai berikut:
1.      Kementerian Energi dan Sumber  Daya Mineral  Republik Indonesia dan pihak lainnya yang berwenang .
2.      Kementrian  Pekerjaan  Umum  (Departemen  PU)  berwenang mengeluarkan  kebijakan  dalam  pengadaan  ruang  publik di Indonesia.
3.      Departemen keuangan bertanggung jawab dalam pengawasan keuangan, proses dan pasca pengerjaan proyek.  

Investor
Untuk menunjang keberhasilan proyek ini dalam segi financial, peran investor sangat dibutuhkan. Dengan bidikan, investor – investor yang mengelola pembangunan  maupun pengusaha  lain  serta fasilitas umum yang dapat mendukung terselenggaranya proyek ini.

Masyarakat
Masyarakat merupakan pihak penting dari pengadaan ladang listrik. Masyarakat  berperan dalam pembangunan ladang listik sebagai tenaga kerja serta bersama-sama menjaga ladang listik dalam penggunaannya dengan tetap mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.

Kontraktor
Kontraktor merupakan pihak yang berperan dalam mewujudkan pembangunan ini secara nyata. Penyesuaian metode dan model  konstruksi terhadap kondisi lokasi pembangunan boleh jadi  diperlukan untuk mencapai spesifikasi yang diinginkan.

Arsitek
Peran dari seorang arsitek dalam mewujudkan ladang listrik di atas permukaan sangat penting. Peran pertama dari seorang arsitek adalah mentransformasikan material bangunan. Peran kedua dari seorang arsitek harus mampu membuat desain dasar bangunan penopang yang safety dan comfortable, yang memungkinkan pembangunan bangunanladang listrik di atas permukaan laut.Peran ketiga dari seorang arsitek adalah menganalisa distribusi radiasi cahaya matahari yang efesien, sehingga menghasilkan daya listrik kontinuable.

Konsultan
Konsultan yang meliputi konsultan perencanaan, supervisi, dan manajemen memiliki peran sebagai penyesuaian keadaan lapangan sesuai dengan konsep ladang listrikmembuat rencana administrasi pembangunan dan juga membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan pembangunan sebagai pedoman pelaksanaan serta mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi.

Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan

Langkah strategis perlu direncanakan dengan matang agar Ladang listrik ini dapat terealisasi dengan baik, acceptable, dan berkelanjutan.
a.              Melakukan eksplorasi daerah – daerah yang berpotensi dalam penyinaran cahaya matahari yang maksimal tanpa ada halangan dari benda – benda lain yang menutupi rasdiasi matahari.
b.             Meminta perizinan dari daerah sekitar baik kepada kepala RW maupun RT yang berkenaan di daerah tersebut dan juga kepada keamanan setempat.
c.              Melakukan pengukuran wilayah dan kedalaman laut yang akan digunakan dan mengetahui batas – batas yang merupakan wilayah yang diizinkan.
d.             Memfungsikan kembali lahan yang sudah lama nonproduktif akibat tsunami menjadi lahan yang produktif, di sisi lain kedalamannya juga yang relatif dangkal akan mengurangi biaya pembangunan pondasi dari ladang listrik.
e.              Pembangunan diawali dengan pembuatan pondasi yang kokoh di 4 titik utama yang merupakan tempat berdirinya bangunan lalu dihubungkan dengan baja stainless steel membentuk pondasi pada meja dan disetiap lintangan baja dipasang solar cell.
f.              Pemilihan bahan yang tahan karat dan kokoh juga hal yang harus diperhatikan mengingat dibangun diatas permukaan air laut maka bahan logam amat rentan terhadap korosi, sebaiknya digunakan logam anti karat.
g.             Untuk mengurangi gelombang ombak pantai yang dapat menggangu kelangsungan pemasokan listrik maka perlu di bangun pemecah ombak tepat 20 hingga 30 meter dari Ladang listrik atau meninggikan bagian depan dari ladang listrik.
h.             Hubungan antar pemerintah dan instalasi dari PT PLN juga dbutuhkan guna mendanai dan melakukan instalasi listrik.
i.               Pembuatan promotor juga perlu dilakukan supaya banyak investor yang mau menanamkan modalnya pada pembangunan ladang listrik ini.
j.               Membuka lapangan kerja dengan masyarakat yang ada di daerah sekitar guna menyerap tenaga kerja dan memimallisir biaya.

KESIMPULAN
Konsep Ladang Listrik
Ruang lingkup konsep pembangunan ini untuk takaran Indonesia termasuk besar, bahkan mungkin untuk cakupan yang lebih luas lagi. Konsep pembangunan ini diperuntukan sebagai solusi jangka menengah dan diperuntukan bagi kota – kota berkembang.

Prediksi Keberhasilan Ladang Listrik
            Rencana proyek pembangunan Ladang Listrik di Provinsi Aceh ini tidak berdampak  pada sistem alihb  fungsi lahan yang biasa terjadi, sehingga produktivitas lahan tidak terganggu. Karena letaknya yang erada diatas permukaan  laut, maka dapat menghemat penggunaan lahan darat yang akan lebih baik apabila dikembangkan disektor pertanian dan industri.Selain listrik yang merupakan produk utama, ladang listrik diatas laut ini dapat berfungsi sebagai sarana edukasi. Dan di sisi lain juga dapat menjadi objek wisata yang juga akan memiliki dampak yang menguntungkan bagi masyarakat yaitu dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah tersebut, sehingga mencipkatan kesejahteraan masyarakat.
Digunakannya Aceh sebagai kawasan penerapan sesuai dengan Aceh, di mana Aceh merupakan daerah yang mengalami defisit listrik yang relatif tinggi. Konsep ini sangat cocok dengan tujuan tersebut karenakesatuan  dengan kondisi komponen daerah dan lahan di sana, dan kerjasama yangbaik antara para pemangku kepentingan dan subjek lapangan sangatlah dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan pembangunan.









DAFTAR PUSTAKA

Buku Induk Kode dan Data Wilayah. 2013.Keadaan Luas Wilayah Provinsi  Aceh.Data  Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri
BPS Aceh. 2014  .Jumlah penduduk 2006–2012.            Diambil dari http://aceh.bps
.go.id/linkTabelStatis/view/id/3. Diakses pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 22.19 WIB.

Harianaceh.com. 2014.Ketersediaan    sumber listrik Aceh. Diambil  dari BlogHarian aceh.http://www.harianaceh.co/read/2014/05/25/31705/
listrik-aceh juga-tergantung-medan. Diakses pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 20.10 WIB.

Kabarenergi.com. 2014.Persoalan  listrik di Aceh. Diambil dari Jurnal http://www.kabarenergi.com/berita-pembangkit-listrik-tenaga-uap-pltu-nagan-raya-aceh-siap-beroperasi.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 21.33 WIB.

Listrik Indonesia.com. 2013. PLTU Nagan Raya Menjamin Kehandalan Sistem Kelistrikan di Aceh. Diambil dari Blog Listrik Indonesia. http://listrikindonesia.com/pltu_nagan_raya_menjamin_kehandalan__sistem_kelistrikan_di_aceh_371.htm .Diakses pada tanggal 15  Maret 2015 pukul 22.18 WIB.

Saleh, Darwin Zahedy. 2009. Master Plan Pembangunan  Ketenagalistrikan 2010 s.d. 2014. Diambil dari http://rocana.kemenperin.go.id/index.php
/download/category/25-2010, Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 20.18 WIB.













Copyright © 2009 BERBAGI ITU INDAH All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.