0
Laporan Teknologi Pasca Panen Perlakuan Suhu Rendah (Pendinginan)Terhadap Pangan Untuk Memperpanjang Masa Simpan
Posted by YULFA UPA (yulfa sari tarigan)
on
19.08
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sayur
dan buah setelah dipanen masih melangsungkan metabolisme. Akibat kegiatan itu,
komposisi maupun mutu sayur dan buah selalu mengalami perubahan. Metabolisme
sayur dan buah sangat dipengaruhi oleh suhu sekitarnya. Pengawetan
pangan pada dasarnya adalah tindakan untuk memperkecil atau menghilangakan
faktor-faktor perusak tersebut.
Setelah dipanen produk
hasil pertanian tetap melakukan fisiologis sehingga dapat
disebut sebagai jaringan yang masih hidup. Adanya aktifitas fisiologis
menyebabkan produk pertanian akan terus mengalami perubahan yang tidak dapat
dihentikan, hanya dapat diperlambat sampai batas tertentu. Tahap akhir dari perubahan
pasca panen adalah kelayuan untuk produk nabati atau
pembusukan pada produk
hewani. Susut ”losses”
kualitas dan kuantitas produk hasil
pertanian terjadi sejak
pemanenan hingga dikonsumsi.
Laju
respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk daya simpan buah dan sayuran
sesudah dipanen. Intensitas
respirasi dianggap sebagai
ukuran laju jalannya metabolisme,
dan oleh karena itu
sering dianggap sebagai
petunjukmengenai potensi daya
simpan buah dan sayuran. Laju respirasi yang
tinggi biasanya disertai oleh
umur simpan yang
pendek. Hal itu
juga merupakan petunjuk laju
kemunduran mutu dan nilainya sebagai bahan makanan. Faktor yang sangat penting
yang mempengaruhi respirasi dilihat dari segi penyimpanan adalah
suhu.Peningkatan suhu antara 0 0C – 35 0 C akan meningkatkan laju respirasi
buah- buahan dan sayuran, yang memberi petunjuk bahwa baik proses biologi
maupun proses kimiawi dipengaruhi oleh suhu. Sampai sekarang pendinginan
merupakan satu-satunya cara ekonomis untuk penyimpanan jangka panjang bagi buah
dan sayuran segar.
Penyimpanan pada suhu
rendah (mendekati titik beku air) dapat mengurangi laju respirasi sayur dan
buah, disamping dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. Pendingin
tidak bisa membunuh mikroorganisme, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya.
Untuk itu, sayur dan buah yang akan disimpan harus dibersihkan terlebih dahulu.
Suhu ruang pendingin dan kelembaban ruang pendingin perlu diatur karena dengan
pengaturan tersebut dapat menentukan keawetan dan mempertahankan mutu sayur dan
buah yang disimpan. Bila kelembaban di ruang pendingin kurang, sayuran dan buah
yang tidak disimpan dalam keadaan dingin akan menjadi layu. Sayuran daan buah
yang tidak disimpan dalam keadaan dingin umumnya mudah rusak, sehingga
kualitasnya menurun. Perubahan yang terjadi selama penyimpanan yaitu penurunan
ketegaran dan kepadatan,warna oksidasi lemak dan melunaknya jaringan-jaringan serta rasa pada bahan
pangan.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Buah memilki tingkat kematangan yang berbeda-beda sehingga tingkat
kematangan buah pada saat panen mempengaruhi mutu buah. Mutu yang baik
diperoleh jika buah dipanen pada tingkat kematangan yang tepat. Tingkat
kematangan tomat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase masak hijau, fase pecah
warna dan fase matang. Fase masak hijau ditandai dengan ujung buah tomat yang
sudah mulai berwarna kuning gading. Pada fase pecah warna, ujung buah tomat
menjadi berwarna merah jambu atau kemerah-merahan. Pada fase matang, sebagian
besar permukaan buah sudah berwarna merah jambu atau merah. Uji
Dan Aplikasi Komputasi Paralel Pada Jaringan Syaraf Probabilistik (PNN)
Untuk Proses Klasifikasi Mutu Tomat. Jurnal Teknologi. Edisi No. 1.
Tahun XX, Maret 2006, 34-45 (Seminar,2006).
Pengaturan
suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan
mempertahankan kesegaran dari buah. Sedangkan kelembaban (relative humidity)
mempengaruhi kehilangan air, peningkatan kerusakan, beberapa insiden kerusakan
phisiologi, dan ketidakseragaman buah pada saat masak (ripening). Pengaturan
kelembaban yang optimal pada penyimpanan buah antara 85 sampai dengan 90%.
Kemudian komposisi atmosfir dalam hal ini terdiri dari oksigen, karbondioksida,
dan gas etilen dapat menyebabkan pengaruh yang besar terhadap respirasi dan
umur simpan buah. (AAK, 2000)
Mutu simpan
buah akan lebih bertahan lama jika laju respirasi rendah dan transpirasi dapat
dicegah dengan meningkatkan kelembaban relatif, menurunkan suhu udara. Pada
umumnya komoditas yang mempunyai umur simpan pendek mempunyai laju respirasi
tinggi atau peka terhadap suhu rendah (Tranggono dan Sutardi, 1990).
Pertumbuhan
organisme perusak dapat diperlambat pada suhu penyimpanan rendah, namun
komuditas segar berangsur-angsur kehilangan resistensi alaminya terhadap
pertumbuhan organism perusak. Oleh karena itu lamanya umur simpan ditentukan
oleh interaksi oleh senensensi alami (kehilangan kualitas), pertumbuhan
organisme perubahan dan kepekaan terhadap cacat suhu dingin (Tranggono dan
Sutardi, 1990).
Asas
dasar penyimpanan dingin adalah penghambatanrespirasi oleh suhu tersebut. Pendinginan dapat
memperlambat kecepatanreaksi-
reaksi metabolisme, dimana pada umumnya setiap penurunan suhu 8 0 C,kecepatan
reaksi akan berkurang menjadikira-kira setengahnya. Selain dapat menekan laju
respirasi, penyimpanan pada
suhu rendah juga
dapat menekan pertumbuhan mikroba, sehingga kerusakan
buah-buahan dan sayuran karena mikrobia dapat dihambat Oleh
karena itu penyimpanan
dapat memperpanjang masa
hidup jaringan-jaringan
dalam bahan pangan,
karena keaktifan respirasi
menurun (Winarnodkk, l982).
Aksi Agraris
Kanisius (AAK). 2000. Petunjuk
Praktik Bertanam Buah dan Sayur. Kanisius, Jakarta. Tranggono dan
Sutardi, 1990. Biokimia dan
TeknologiPasca Panen. Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta. Winarno, F.G. 1982. Kimia Pangan dan Gizi.
PT.Gramedia. Jakarta.
III.
BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
A. Tempat dan Waktu Percobaan
Praktikum Analisis Perlindungan dan
Pengawetan Alami Bawang Putih dilaksanakan pada hari Rabu September 2015, di
Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Program studi Agroteknologi , Darussalam , Banda Aceh.
B. Bahan dan Alat Percobaan
Bahan
yang digunakan adalah :
Tomat yang dibedakan berdasarkan tingkat
kematanganya yaitu :
a)
Hijau
masak
b)
Peralihan
merah
c)
Merah
masak
Alat yang digunakan adalah :
·
Timbangan
·
PH
meter
·
Jarum
ose
·
Bascom
·
Mikroskop
C. Cara Kerja
1) Tomat dengan tingkat kematangan yang telah
ditentukan dipilih yang tidak cacat/rusak secara mekanis lalu dicuci dengan air
yang bersih.
2) Setelah bersih, tomat ditimbang dan disimpan
pada suhu 5-8ºC didalam kulkas.
3) Sebagai pembanding digunakan juga kontrol
yang tidak disimpan dalam kulkas (disimpan pada suhu ruang)
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tgl/hari ke-
|
Perlakuan Suhu
|
Perlakuan Tomat
|
Parameter Pengamatann
|
||||||||
Bobot( grm)
|
Warna
|
Tekstur
|
Bau
|
||||||||
Ul.1
|
Ul.2
|
Ul.1
|
Ul.2
|
Ul.1
|
Ul.2
|
Ul.1
|
Ul.2
|
||||
Jum’at 20-11-2015/ ke-2
|
Suhu Ruang
|
Hijau masak
|
89,10
|
92,44
|
Hijau
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||
Hijau peralihan
|
61,60
|
70,90
|
Merah peralihan
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Merah masak
|
94,16
|
93,49
|
Merah
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Suhu Dingin
|
Hijau masak
|
83,50
|
73,93
|
Hijau
|
Keras
|
Segar tomat
|
|||||
Hijau peralihan
|
46,96
|
61,25
|
Merah peralihan
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Merah masak
|
86,32
|
91,56
|
Merah
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Senin 23-11-2015/ ke-4
|
Suhu Ruang
|
Hijau masak
|
87,89
|
91,78
|
Hijau masak
|
Hijau
|
Keras
|
Segar tomat
|
|||
Hijau peralihan
|
60,58
|
68,69
|
Merah peralihan
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Merah masak
|
90,15
|
89,79
|
Merah
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Suhu Dingin
|
Hijau masak
|
83,03
|
73,02
|
Hijau masak
|
Keras
|
Segar tomat
|
|||||
Hijau peralihan
|
46,78
|
61,05
|
Merah peraliahn
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Merah masak
|
83.50
|
89.98
|
Merah
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Rabu 25-11-2015/ ke-6
|
Suhu Ruang
|
Hijau masak
|
86,54
|
90,11
|
Merah
|
Merah peralihan
|
Keras
|
Segar tomat
|
|||
Hijau peralihan
|
59,48
|
67,55
|
Merah
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Merah masak
|
88,84
|
87,61
|
Merah
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Suhu Dingin
|
Hijau masak
|
82,38
|
72,52
|
Hijau masak
|
Keras
|
Segar tomat
|
|||||
Hijau peralihan
|
46,32
|
60,43
|
Merah peralihan
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Merah masak
|
81,92
|
88,19
|
Merah
|
Keras
|
Segar tomat
|
||||||
Jum’at 27-11-2015/ ke-8
|
Suhu Ruang
|
Hijau masak
|
85,33
|
89,74
|
Merah
|
Merah peralihan
|
Keras
|
Pekat tomat
|
|||
Hijau peralihan
|
58,77
|
66,35
|
Merah
|
Keras
|
Pekat tomat
|
||||||
Merah masak
|
86,16
|
85,09
|
Merah
|
Mulai lunak
|
Pekat tomat
|
||||||
Suhu Dingin
|
Hijau masak
|
81,97
|
71,89
|
Hijau kuning
|
Keras
|
Pekat tomat
|
|||||
Hijau peralihan
|
45,98
|
60,03
|
Merah peralihan
|
Keras
|
Pekat tomat
|
||||||
Merah masak
|
79,56
|
86,87
|
Merah
|
Mulailunak
|
Pekat tomat
|
||||||
Senin 30-11-2015/ ke-10
|
Suhu Ruang
|
Hijau masak
|
84,84
|
88,22
|
Merah peralihan
|
Keras
|
Pekat tomat
|
||||
Hijau peralihan
|
57,51
|
64,28
|
Merah
|
Mulai lunak
|
Lunak
|
Pekat tomat
|
|||||
Merah masak
|
84,70
|
83,12
|
Merah
|
Lunak berkerut
|
Lunak
|
Mulai busuk
|
|||||
Suhu Dingin
|
Hijau masak
|
81,14
|
71,00
|
Hijau kuning
|
Keras
|
Pekat tomat
|
|||||
|
Hijau peralihan
|
45,49
|
59,53
|
Merah peralihan
|
Keras
|
Pekat tomat
|
|||||
Merah masak
|
77,02
|
85,17
|
Merah
|
Mulai lunak berkerut
|
Pekat tomat
|
||||||
Rabu 2-12-2015/ ke-12
|
Suhu Ruang
|
Hijau masak
|
56,99
|
87,38
|
Merah
|
Merah peraihan
|
Mulai lunak
|
Keras
|
Pekat tomat
|
||
Hijau peralihan
|
84,09
|
63,26
|
Merah
|
Keras
|
Lunak, mengerut
|
Pekat tomat
|
|||||
Merah masak
|
83,51
|
81,63
|
Merah
|
Lunak berkerut
|
Keras berkerut
|
Mulai busuk
|
|||||
Suhu Dingin
|
Hijau masak
|
80,84
|
70,52
|
Orange
|
Keras
|
Pekat tomat
|
|||||
Hijau peralihan
|
45,38
|
59,38
|
Merah peralihan
|
Keras
|
Pekat tomat
|
||||||
Merah masak
|
75,31
|
84,10
|
Merah
|
Keras,rusak
|
Lunak berkerut
|
Pekat tomat
|
|||||
Jum’at 4-12-2015/ ke-14
|
Suhu Ruang
|
Hijau masak
|
83,45
|
62,13
|
Merah
|
Keras
|
kisut
|
Bau tomat
|
Bbau tomat
|
||
Hijau peralihan
|
56,30
|
86,45
|
Merah
|
Kisut berat
|
Kisut ,busuk jamur
|
Bau tomat
|
Bau tomat
|
||||
Merah masak
|
86,20
|
80,09
|
Merah
|
Kisut berat
|
Kisut ,busuk jamur
|
Bau tomat
|
Bau tomat busuk
|
||||
Suhu Dingin
|
Hijau masak
|
80,38
|
70,01
|
Orange
|
keras
|
Pekat tomat
|
Pekat tomat
|
||||
Hijau peralihan
|
45,19
|
59,08
|
Merah peralihan
|
Keras
|
Pekat tomat
|
||||||
Merah masak
|
73,35
|
83,06
|
Merah
|
Kisut
|
Pekat tomat
|
||||||
4.2 Pembahasan
Pendinginan dapat memperlambat
kecepatan reaksi metabolisme.Penyimpanan bahan pangan pada suhu rendah dapt
memperpanjang masa hidup jaringan di dalam bahan pangan.Hal ini diakibatkan
keaktifan respirasi menurun dan pertumbuhan mikroorganisme penyebab pembusukan
pangan diperlambat (dihambat).
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat
dilihat perbedaan dari hasil kedua perlakuan yaitu pada ruang kamar dan ruang
dingin untuk penyimpanan produku hortikultura khususnya pada tomat. Pada kedua produk
hortikultura tersebut dibedakan berdasarkan tiga (3) golongan tomat yaitu tomat hijau,tomat
peralihan serta tomat merah masak.
Pada hari pengamatan ke 2 tomat pada kedua
perlakuan masih segar dan belum mengalami perubahan yang drastis.Namun pada
pengamatan hari selanjutnya mengalami perubahan baik pada bobot ,warna ,tekstur. Dimana pada
pengamatan hari ke 8 pada suhu ruang mengalami susut bobot pada
tomat merah masak dari 87,61
menjadi 86,16 dan
perubahan tekstur mulai lunak,sedangkan paada suhu dingin juga mengalami
penurunan bobot dari 81,92 menjadi 79,56 namun tekstur lebih keras dari suhu
ruang dan aroma tomat masih pekat segar dibandingkan di suhu ruang .Pada hari
ke 14 pengamatan tomat pada suhu ruang mengalami perubahan dari tingkat
kematangan tomat merah yang tekstur menjadi lunak kisut dan baunya tomat busuk
yang pekat sedangkan pada perlakuan suhu dingin juga mengalami perubahan
warna,tekstur kisut dan aromanya pekat tomat tidak membusuk.
Untuk menjaga agar hortikultura harus
dilakukan perlakuan suhu dingin sehingga
masa simpan lebih lama dibandingan pada suhu ruang yang dapat mempercepat
pertumbuhan mikroba yang berdampak pada percepatan pembusukan pada produk
hortikultura.
Dalam lemari pendingin, suhu dapat dicapai
jauh lebih rendah daripada
menyimpan dengan es, juga dapat
digunakan untuk menyimpan berbagai bahan
pangan seperti buah, sayuran, daging, telur dan susu dalam waktu terbatas.
Perubahan yang disebabkan oleh enzim dari mikroba dapat dipertahankan walaupun tidak seluruhnya
dapat dicegah.Suhu pada bagian tengah lemari pendingin
biasanya antara 3,3 - 5,50C, dan suhu di bawah ruang beku adalah 1,60C atau lebih rendah.
Cara Pengawetan
pangan dengan suhu rendah ada 2 macam yaitu pendinginan (cooling) dan pernbekuan (freezing). Pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan
yaitu
-2
sampai
+ 10 C. Pendinginan yang biasa
dilakukan
sehari-hari dalam lernari es pada umumnya mencapai suhu 5-80C. Meskipun air murni membeku pada suhu O0C, tetapi beberapa makanan ada yang tidak membeku sampai suhu –20C atau di bawah, hal ini terutama
disebabkan oleh pengaruh kandungan
zat-zat di dalam makanan tersebut.
Pendinginan
biasanya akan mengawetkan berapa
hari atau minggu tergantung dari macarn bahan
pangannya. sedangkan pernbekuan dapat mengawetkan
bahan pangan untuk beberapa bulan
atau kadang-kadang beberapa tahun.
Perbedaan yang lain antara pendinginan dan pembekuan adalah dalam
hal pengaruhnya terhadap aktivitas
mikroba dalam bahan pangan. Penggunaan suhu rendah
dalam pengawetan bahan tidak
dapat
menyebabkan
kematian mikroba sehingga bila bahan pangan dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan dibiarkan mencair kembali
(thawing) pertumbuhan mikroba
pembusuk dapat berjalan dengan cepat.
Penggunaan suhu rendah terutama untuk beberapa hasil pertanian
tertentu perlu mendapat perhatian
kerena kerusakan fisiologis dapat lebih cepat terjadi terutama justru
pada suhu rendah, misalnya kerusakan
akibat proses pendinginan (chilling
injuries) dan kerusakan proses peipbekuan (freezing injuries).
Untuk menjaga mutunya, produk-produk hortikultura (buah-buahan dan sayuran)
memerlukan
suhu penyimpanan tertentu, seperti terlihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel
.2. Penyimpanan
beberapa buah-buahan dan
sayur-sayuran pada suhu rendah+)
Bahan
|
Suhu
terbaik(0C)
|
Kerusakan jika
disimpan di bawah
suhu
penyimpanan terbaik
|
Buah-buahan:
adpokat anggur apel jeruk mangga
nenas ++) pepaya pisang
Sayur-sayuran:
buncis kentang ketimun kol ++) terung ++)
tomat hijau
tomat matang wortel ++)
|
7,5
7,5
1 – 2
2 – 3
10
10 – 30
7.5
13.5
7.5 – 10
4.5
7.5
0
7 – 10
13
10
0 –
1.5
|
Coklat bagian dalam
Luka, bopeng, coklat bagian
dalam Coklat bagian dalam, lunak
dan pecah Kulit tidak beraturan
Warna pucat bagian dalam
Lembek
Pecah
Warna gelap jika masak
Bopeng, lembek, kemerah-merahan
Coklat (browning) Bopeng,
lembek, busuk
Garis-garis coklat pada
tangkai
Bintik-bintik coklat
Tidak berwarna jika
masak, mudah menjadi busuk
Pecah
Pecah
|
+) POTTER (1968)
++) DARDJO SOMAATMADJA (1972)
Pemetikan
dan perlakuan yang hati-hati pada tomat
dapat mencegah kerusakan pada waktu penyimpanan. Suhu penyimpanan yang baik untuk tomat yang masih mentah (hijau) adalah 130C, sedangkan untuk tomat masak (merah) 100C. Suhu di bawahnya dapat mencegah perubahan warna, tecapi mempercepat kebusukan.
Perlakuan pendahuluan
sebelum pendinginan pada buah-buahan yang akan disimpan pada suhu rendah haruslah yang bermutu
baik dan tidak memar. Buah sebelum didinginkan harus dicuci dan ditiriskan, buah jangan
disimpan dalam keadaan basah, sebab akan merangsang pertumbuhan kapang dan
pembusukan dapat cepat terjadi.
Untuk mengurangi suatu kelayuan dan pengeringan,
buah dibungkus
dalam
kantong
plastik
yang berpori-pori agar
tetap terjadi sirkulasi udara.
Suhu yang tinggi dengan kelembaban yang relatif tinggi penyimpanan
menyebabkan pertunasan dan pembusukan.
Sebaiknya, penyimpanan pada suhu
rendah (4,40C) atau lebih rendah menyebabkan terjadinya akumulasi
gula sebat aktifitas metabolisme berlangsung agak lambat. Gula menyebabkan
kentang mempunyai rasa manis,
rasa yang tidak disenangi dan menimbulkan
reaksi pencoklatan yang terlalu keras pada waktu digoreng.
Sayuran daun membutuhkan
penyimpanan dingin dan lembab. Jadi penyimpanan dalam kantong
plastik yang tahan air dapat mengurangi kelayuan.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Praktium ini perlakuan suhu dingin untuk
masa simpan tomat lebih lama dan segar dibandingan perlakuan suhu ruang.
2. Perlakuan suhu kamar mengelami perubahan
yang dlebih cepat baik dari bobot yang
menyusut,warna,dan bau yang lebih menyengat dibandingkan perlakuan suhu dingin
yang lebih lambat.
3. Pendinginan
biasanya akan mengawetkan berapa
hari atau minggu tergantung dari macarn bahan pangannya.
4. Suhu penyimpanan yang baik untuk tomat yang masih mentah (hijau) adalah 130C, sedangkan untuk tomat masak (merah) 100C. Suhu di bawahnya dapat mencegah perubahan warna, tecapi mempercepat kebusukan.
5.2 Saran
Diharapakan para asisten lebih
mengkoordinasikan praktikum, sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisius (AAK). 2000. Petunjuk Praktik
Bertanam Buah dan Sayur.
Kanisius,
Jakarta.
Tranggono dan Sutardi, 1990. Biokimia dan TeknologiPasca Panen. Pusat Antar
Universitas Pangan Dan Gizi.Gadjah Mada
University Press.Yogyakarta
Seminar.2006 .Uji Dan Aplikasi Komputasi Paralel Pada
Jaringan
Syaraf Probabilistik (PNN)
Untuk Proses Klasifikasi Mutu Tomat. Jurnal
Teknologi. Edisi No. 1. Tahun XX, Maret 2006, 34-45.
Winarno, F.G. 1982. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia.
Jakarta.