0

persilangan jagung

Posted by YULFA UPA (yulfa sari tarigan) on 03.31


PERSILANGAN JAGUNG
ABSTRAK
Praktikum Persilangan Jagung bertujuan melatih mahasiswa untuk malakukan persilangan jagung sebagai tanaman model dalam genetika dan mempelajari hasil persilangan tersebut. Praktikum ini dilaksanakan mulai , 20 September 2014 sampai 02 Januari 2014 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian  Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Bahan yang digunakan adalah populasi tanaman jagung manis dan jagung putih, serta alat yang diperlukan yaitu; berupa perlengkapan polinasi ( kantong kertas, gunting, label, tali/benang, kuas , clip,  staples, dan alat tulis ).Dalam mengerjakan praktikum ini digunakan cara yaitu baik bunga jantan maupun betina dibungkus sebelum mekar menggunakan kantong kertas  bertujuan  agar serbuk sari/ pollen terkumpul di dalam kantong kertas dan bunga betina tidak di serbuki dengan bunga jantan lain. Dalam metode ini serbuk sari/pollen dari bunga jantan langsung ditaburkan di atas permukaan rambut jagung yang sudah dipangkas. Berdasarkan  praktikum ini hasil yang diperoleh adalah  pada persilangan Selfing Putih x Putih dihasilkan biji warna putih sebanyak ,,,,, (%) .

















PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang

Pemuliaan tanaman pada dasarnya adalah kegiatan memilih atau menyeleksi dari suatu populasi untuk mendapatkan genotipe tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul yang selanjutnya akan dikembangkan dan diperbanyak sebagai benih atau bibit unggul. Namun demikian, kegiatan seleksi tersebut seringkali tidak dapat langsung diterapkan, karena sifat-sifat keunggulan yang dimaksud tidak seluruhnya terdapat pada satu genotipe saja, melainkan terpisah pada genotipe yang lainnya.Misalnya, suatu genotipe mempunyai daya hasil yang tinggi tapi rentan terhadap penyakit, sedangkan genotipe lainnya memiliki sifat-sifat lainnya (sebaliknya). Jika seleksi diterapkan secara langsung maka kedua sifat unggul tersebut akan selalu terpisah pada genotipe yang berbeda. Oleh sebab itu untuk mendapatkan genotipe yang baru yang memiliki kedua sifat unggul tersebut perlu dilakukan penggabungan melalui rekombinasi gen.
Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahklan tepung sari kekepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri (self polination crop) maupun pada tanaman yang menyerbuk silang (cross polination crop) .
Varietas unggul didapat melalui beberapa metode pemuliaan tanaman. Metode pemuliaan ini sangat ditentukan oleh sistem penyerbukan ataupun cara perkembang biakan tanman. Metode untuk tanman menyerbuk sendiri berbeda dengan metode untuk tanaman menyerbuk silang.Metode yang dikembangkan secara seksual berbeda dengan yang dikembangkan secara aseksual.Beberapa metode pemuliaan tanaman yang diketahui yaitu introduksi, seleksi dan hibridisasi dilanjutkan seleksi.

2.             Tujuan
Melatih mahasiswa untuk melakukan persilangan jagung sebagai tanaman model dalam genetika dan mempelajari hasil tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya.Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua.Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya.Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida.Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan untuk memperluas keragaman (Nasir.M, 2001).
            Penyerbukan sendiri adalah penyatuan sel telur dengan sel sperma yang berasal dari satu tanaman.Jika persentase penyerbukan sendiri lebih dari 95 % maka tanaman tersebut dikelompokkan sebagai tanaman menyerbuk sendiri. Dengan penyerbukan ini akan dapat dipertahankan homozigositas tanaman yang sudah homozigot atau dapat diperoleh proporsi homozigot yang makin tinggi bila dilakukan penyerbukan sendiri terus-menerus dari tanaman heterozigot. Tujuan akhir pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri umumnya untuk memperoleh tanaman homozigot yang unggul berupa varietas galur murni ( Syukur,2012 ).
Research by Department of Horticulture University Cooperative West Lafayette, IN, Corn pollen is carried by the wind from the tassels to the silks. Different types of corn can cross-pollinate and contaminate one another. All sweet corn types must be isolated from other types of corn including field corn, popcorn, and ornamental corn because their pollen will turn sweet corn starchy. The shriveled characteristic of sweet corn is dominant, so popcorn pollinated by sweet corn will be sweeter and probably shriveled. The color yellow is also dominant, so yellow corn that is pollinated by white corn will remain yellow. However, white corn that is pollinated by yellow will turn yellow.Cross-pollination among some of the genetically different types of sweet corn can have undesirable results. For example, sweet corn types 4 and 5 must be isolated from each other and from all other types of sweet corn because pollen from the other types will make the kernels starchy like field corn. In addition, pollen from types 4 and 5 can make standard sweet corn starchy. Types 2a and 2b will regress to normal sweetness when pollinated by standard type pollen. Type 6 does not require isolation from other sweet corn types. In order to preserve the intended sweet quality of the corn you are planting, isolation is recommended to prevent cross-pollination with other types. Isolation can be achieved in several ways, (Lerner and Dana,1997).
            Research Shull and East, USA, proved a revolution in corn hybrid with outstanding results. Cross maize hybrids give rise 15-20%, sometimes 50%, higher than the cross itself is usually done by farmers. Farmers generally get a fresh hybrid seeds each year from the grower, which specifically handles the production of seed. Growers choose fields overgrown isolated two types of corn that did cross his own, one line for the male parent and 4 lines for the female parent. In the near future, the females will mature and then be fertilized pollen from the male parent. Seed formation is influenced by the female parent (Kent, 1966).
            Ifpollinatedcorn plantsthemselves,offspringobtained(strain S1) Vigor hasa lowerthanoriginallyS0plants, reducedyield, plant heightis smaller, largercob, and others. Conversely, iftwodifferentstrainswere crossed, theoffspringobtained(F1 plants) havea greatervigorthantheparentstrains, such ashigheryield, higherplants, largercob, and others(Moentono, 1998).










METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan mulai 20 September 2014 sampai 02 Januari 2014 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian  Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam 06.00-09.00 pagi.Bahan yang digunakan adalah populasi jagung putih dan jagung manis, serta alat yang diperlukan yaitu; berupa perlengkapan polinasi ( kantong kertas, gunting, label, tali/benang, kuas , clip,  staples, dan alat tulis ). Dalam mengerjakan praktikum ini digunakan cara yaitu baik bunga jantan maupun betina dibungkus sebelum mekar menggunakan kantong kertas  bertujuan  agar serbuk sari/ pollen terkumpul di dalam kantong kertas dan bunga betina tidak di serbuki dengan bunga jantan lain. Untuk bunga betina (ear/tongkol), dikerodong sebelum kepala putik (rambut jagung) keluar.Hari berikutnya tongkol diperiksa untuk melihat laju keluarnya rambut jagung.Rambut jagung yang sudah tinggi dipotong menggunakan gunting setinggi kurang lebih 1-2 centimeter di atas permukaan ujung klobot.
Tongkol yang seluruh rambutnya telah keluar dari klobot merupakan tongkol yang siap diserbuki.Malai bunga jantan yang telah dikerodong dikumpulkan serbuk sarinya untuk digunakan sebagai tetua jantan. Penyerbukan buatan dilakukan dengan cara menaburkan serbuk sari di atas permukaan potongan rambut jagung. Serbuk sari yang melekat pada kantong pembungkus adalah tanda-tanda bahwa bunga jantan siap diserbukan. Setelah penaburan serbuk sari di atas permukaan selesai, tongkol jagung kembali di tutup dengan kantong kertas bertujuan agak tongkol yang telah kita serbuki tidak terserbuki kmbali oleh serbuk sari tanaman jagung yang lain. Kantong kertas tersebut di beri label perlakuan yang di lakukan, tanggal dan waktu perlakuan, serta pelaku yang melakukan perlakuan, agar tidak tertukar dengan perlakuan yang lain.
Pada percobaan ini perlakuan yang dilakuakn adalah  ♀ jagung putih     x  ♂ jagung putih → selfing


HASIL PENGAMATAN

NO.
Tipe Persilangan

Sampel
Jumlah Biji
Persentase Jumlah Bii (%)
  x
Putih
Kuning
Putih
Kuning

Selfing Putih x Putih





































































PEMBAHASAN
Persilangan tanaman merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh keturunan yang bervariasi. Persilangan tanaman bisa dibedakan menjadi persilangan sendiri (selfing) dan pembastaran (crossing).Selfing adalah persilangan yang dilakukan terhadap tanaman itu sendiri.Artinya, tidak ada perbedaan antara genotipe kedua tanaman yang disilangkan.Sedangkan crossing atau pembastaran adalah persilangan antara dua individu yang berbeda karakter atau genotipnya.Tujuan melakukan persilangan adalah untuk menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru, Memperluas keragaman genetic, dan menguji potensi tetua (uji turunan).
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan, pada persilangan secara selfing♀ jagung putih  x  ♂ jagung putih dihasilkan biji warna putih sebanyak ,,,,,,(….%)dan biji kuning sebanyak,,,,, (,,,,,,%). Hasil persilangan ini sesuai dengan teori, dimana tetua jantan (putih) memberikan pengaruh lebih dominan daripada tetua betina (putih), sehingga menghasilkan biji warna putih lebih banyak dibandingkan biji warna kuning.
Faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan persilangan adalah waktu dan proses penyerbukan yang dilakukan. Waktu yang optimal untuk melakukan proses penyerbukan pada tanaman jagung adalah pada pagi hari yaitu antara pukul 07.00 hingga pukul 09.00 WIB. Faktor lainnya adalah proses penyerbukan, setelah serbuk sari jagung Putih diserbukkan ke jagung Putih harus segera ditutup rapat dengan sungkup untuk melindungi jagung betina agar serbuk sari dari tanaman jagung lain tidak dapat mengenai putik jagung betina tersebut. Selain itu untuk menghindari adanya kemungkinan pencucian Faktor biji kerut selain disebabkan oleh faktor genetik, kemungkinan besar bisa saja terjadi bila jagung terlalu lama dipanen, adapun beberapa gangguan dari faktor luar seperti adanya serangga vektor penyakit, ulat yang memakan biji jagung sehingga tongkol kosong.

Dalam praktikum ini, hasil yang didapat menunjukkan keberhasilan.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya prosentase jumlah biji jagung yang dihasilkan.Keberhasilan ini dapat ditunjang dengan adanya cuaca yang tidak banyak hujan, walau ditengah-tengah masa setelah penyerbukan terjadi hujan lebat, tetapi hasil yang didapat dapat sesuai dengan harapan. Dan apabila terjadi kegagalan, hal ini dapat diakibatkan adanya hujan yang terlalu lebat yang mengakibatkan suasana menjadi lembab dan seringnya terserang hama dan penyakit sehingga mudah busuk. Selain itu, pada saat penyerbukan tanpa diketahui praktikan, tongkol yang akan diserbuki sudah diserbuki terdahulu oleh serbuk sari dari jantan lain melalui perantara angin. Dan juga adanya kematangan yang tidak bersamaan antara malai dan tongkol pada satu pohon jagung, sehingga waktu penyerbukan menjadi lama tertunda.
















KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ;
1.             Jagung berwarna putih lebih dominan daripada jagung berwarna kuning.
2.             Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyerbukan adalah waktu penyerbukan,  suhu, kelembaban, angin, hama penyakit dan cahaya matahari.
3.             Tahap persilangan yang memiliki resiko kegagalan lebih besar yaitu saat isolasi jagung. Apabila saat isolasi jagung kurang tepat maka jagung akan terserbuki oleh benangsari lain yang akan menyebabkan kegagalan persilangan.















DAFTAR PUSTAKA

Kent, N.L. 1966. Technology of Cereals. Pergamon Press, New York.
Lerner and Dana.1997.hybridsweet cornandwhitecorn.Jurnal Research by Department of Horticulture University Cooperative West Lafayette, IN.
Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.
Syukur, Muhammad, dkk. 2012 Teknik Pemuliaan Tanaman .Jakarta : Penebar Swadaya.
http://deriapriawan.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-persilangan-jagung.html





0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 BERBAGI ITU INDAH All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.