0

cerita Pai

Posted by YULFA UPA (yulfa sari tarigan) on 18.17


Katanya sial itu tidak terus-terusan datang, hanya sekali-kali saja. Tapi dalam kasusku, kesialan selalu datang disaat yang paling tidak tepat. Contohnya seperti yang baru saja terjadi. Setelah semuanya berusaha keras, dan hasil dari usaha itu telah terbuat, Aku malah mengacaukan pada saat akhir sebelum penilaian. Hal yang semacam ini sudah sering terjadi padAku. Tatapan-tatapan sinis dari orang-orang yang menjadi rekan sekelompokku sudah seperti menjadi penonton dalam konserku jika saja Aku ini seorang artist.
            “Akhirnya semuanya selesai. Karena semuanya udah berjuang keras, pasti hasilnya nanti ga bakalan ngecewain.”
            Cuma dia yang mungkin akan mengatakan itu, dan cuma dia yang bisa meredam rasa kesal orang-orang yang berada dikelompokku dengan senyumnya. Dalam hidupku, mungkin cuma dia orang yang kusebut ‘teman’. Karena orang-orang lain tidak ada yang berharap untuk berhubungan denganku setelah berkenalan.
            Namanya Megumi. Dia adalah orang asing yang mempunyai darah asli Jepang, dan Aku tidak tahu alasan mengapa dia ada di negara ini. Pada awal semester saat Aku kelas 2 SMP adalah pertama kali Aku bertemu dengannya, saat itu…
***
            “Dengan ini, semester ini dimulai.”
            Setelah mendengarkan pidato dari kepala sekolah, semua murid memasuki ruang kelas mereka masing-masing. Aku mengenal semua orang yang ada dikelasku ini, tapi tidak ada sapaan yang ditujukan padAku. ‘Sudah biasa’, pikirku. Aku langsung menuju tempat duduk paling pojok dibelakang karena Aku sudah tahu bahwa tidak akan ada yang mau jika Aku berada di dekat mereka.
            “Kenapa lama banget datang gurunya?” pikirku. “Mungkin melihat-lihat keluar kelas bukan ide yang buruk juga.”. Aku pun berdiri dari tempat dudukku, lalu berjalan menuju pintu kelas. Tepat di depan pintu kelas, terlihat seorang perempuan yang belum pernah kukenal.
            “Ha? Orang asing? China? Bukan! Apa mungkin Jepang?” kata-kata itu spontan tersirat di pikiranku. “Ko-kociniwa…” Aku mencoba untuk menyapa. Perempuan itu terdiam seperti heran, lalu dia tertawa kecil kepadAku.
            “Bahasa Jepang kamu kacau.” Katanya sambil tersenyum. “Aku bisa bahasa kamu kok, tenang aja. Tapi kamu hebat juga bisa langsung tau kalau Aku ini orang Jepang.”
            “Cuma tebakan beruntung aja.” Jawabku lega karena bahasa yang kupakai benar, walaupun mungkin bukan kata-kata yang benar.
            “Kamu orangnya lucu juga ya.” Jawabnya yang masih terseyum. “Aku sekolah disini mulai hari ini. NamAku Iura Megumi, kamu bisa panggil Aku ‘Megumi’.”
***
            Sudah 6 tahun berlalu semenjak waktu itu. Sekarang ini kami sedang menjalani semester 4 di Universitas. Dan saat ini, ‘Megumi’ itu sedang berdiri di depan anggota kelompokku sambil mengalihkan kemarahan mereka, sementara Aku membereskan kekacauan yang kubuat. Setelah Aku selesai dengan pekerjaanku, Aku duduk sebentar untuk menghilangkan lelah. Tidak berapa lama, Megumi pun selesai dengan apa yang dilakukannya dan dia berjalan ke arahku.
“Ayo kita pulang Fi. Kamu gak ada kegiatan lagi kan?”
“Gak ada kok Meg.” Jawabku.
“Ya udah. Kita pulang bareng ya.”
Tanpa jeda sedikitpun, Aku langsung bangkit dari dudukku, lalu mengikuti Megumi yang sudah berjalan duluan di depanku.
“Kamu udah makan Fi?” tanya Megumi yang memulai percakapan di perjalanan pulang kami.
“Belum sih. Tapi kayaknya masih belum lapar. Kenapa?”
“Gak apa-apa sih. Tapi kalau kamu mau makan, kita ke kantin aja dulu buat makan.”
“Oh. Kamu aja Meg yang makan. Aku tungguin deh.”
“Haha.. Mana mungkin Aku makan kalau kamu gak makan.” Megumi tersenyum. “Kalau gitu kita pulang aja deh.”
Sebenarnya Aku dan Megumi tidak terlalu sering berbicara. Kami lebih sering berbicara hanya pada saat di jalan saat pulang bersama seperti saat ini. Tapi tidak  bisa dipungkiri kalau kami itu selalu bersama, bersama dalam arti seperti dalam 6 tahun ini, dijenjang pendidikan manapun, Aku dan Megumi selalu berada dalam kelas yang sama. Aku tidak tahu apa maksudnya, tapi jujur saja aku senang dengan keanehan ini. Dan karena keanehan ini juga, aku merasakan perasaan itu…

(Bersambung)

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 BERBAGI ITU INDAH All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.